Popular Posts

Sabtu, 07 Desember 2013

UJI KECOCOKAN MODEL (GOODNESS OF FIT) DAN UJI MEAN SATU SAMPEL DAN DUA SAMPEL

Dalam statistika, mengetahui karakteristik data sangatlah penting, misalnya suatu data berdistribusi normal atau tidak perlu diketahui untuk keperluan analisis lebih lanjut dari data tersebut. Uji Goodness of Fit memiliki tujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel bisa didekati menggunakan distribusi atau tidak. Di sini saya akan menguraikan cara melakukan uji Goodness of Fit menggunakan program SPSS, yaitu salah satu program yang digunakan dalam statistika. Dengan menggunakan program SPSS uji Goodness of Fit dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Uji Goodness of Fit sendiri terbagi ke dalam beberapa jenis menurut jumlah populasi yg diuji dan independensi data, yaitu :
Uji Normalitas
Uji Mean Satu Sampel (One Sample T-Test)
Uji Mean Dua Sampel Independen (Independent Sample T-Test)
Uji Mean Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)

Berikut adalah langkah-langkah melakukan uji Goodness of Fit menggunakan program SPSS :
A. Uji Normalitas
-Input data yang akan diuji ke dalam program SPSS
-Klik Analyze
-Nonparametric test
-1-sample K-S
-Beri tanda cek (ü) pada test distribution yang diinginkan
-OK

B. Uji Mean Satu Sampel (One Sample T-Test)
Uji Normalitas (langkah-langkah seperti yang sudah dijelaskan di atas)
Uji Mean Satu Sampel
-Klik Analyze
-Compare Means
-One Sample T-Test
-Isi variabel tahanan dengan klik --->
-Isi rata-rata dugaan di kotak ‘test value’
-OK

C. Uji Mean Dua Sampel Independen (Independent Sample T-Test)
Uji Normalitas (langkah-langkah seperti yang sudah dijelaskan di atas tetapi menggunakan 2-sample K-S bukan 1-sample K-S)
Uji Kesamaan Varian dan Uji Kesamaan Rata-Rata
-Klik Analyze
-Compare Means
-Independent Sample T-Test
-Isikan variabel-variabel yang sesuai ke dalam ‘test variable(s)’ dan ‘grouping variable’
-Define Group (Isikan kotak Group 1 dengan 1 dan kotak Group 2 dengan 2)
-Continue
-OK

Uji Mean Dua Sampel Berpasangan (Paired Sample T-Test)
Uji Normalitas (langkah-langkah seperti yang sudah dijelaskan di atas)
Uji Korelasi dan Uji Kesamaan Mean
Analyze
Compare Means
Paired Sample T-Test
Pilih variabel
OK

CONTOH-CONTOH PERMASALAHAN YANG MENGGUNAKAN UJI GOODNESS OF FIT
1. Ujilah apakah rata-rata nilai toefl 25 mahasiswa adalah 410? Datanya adalah sebagai berikut :
400
410
390
387
411
440
350
380
405
390
400
425
500
375
400
410
425
350
360
370
400
410
425
500
450


2. Ada metode pembelajaran matematika yaitu metode SCL dan metode TCL. Dari dua metode tersebut diadakan ujian dengan soal yang sama, diperoleh hasil nilai siswa sbb :
Metode
Nilai
SCL
75
83
80
77
76
83
81
70
74
84
78
63
74
78
75
74
70
76
83
81
73

TCL
68
64
73
59
67
63
77
65
62
61
63
76
58









Tentukan selisih dua mean dan lakukan uji hipotesis dengan tingkat signifikansi 5%. Apakah rata-rata hasil kedua variasi di atas sama?

3. Seorang peneliti mengatakan bahwa pemberian tryout sebelum UN akan meningkatkan nilai UN siswa SMA. Dengan menggunakan 10 siswam diperoleh data nilai sebelum tryout dan sesudah tryout sbb :
Sebelum
51
48
58
44
61
55
59
50
48
52
Sesudah
77
66
80
95
74
79
72
67
60
60


Berikut adalah hasil output menggunakan SPSS dari permasalahan di atas dan analisisnya.

Permasalahan 1
Uji Mean Satu Sampel (One Sampel T-Test)

NPar Tests
                      One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai
N
25
Normal Parametersa
Mean
406.52
Std. Deviation
37.778
Most Extreme Differences
Absolute
.173
Positive
.173
Negative
-.073
Kolmogorov-Smirnov Z
.864
Asymp. Sig. (2-tailed)
.444
a. Test distribution is Normal.
T-Test
                                       One-Sample Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai
25
406.52
37.778
7.556

One-Sample Test

Test Value = 410                                    
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Nilai
-.461
24
.649
-3.480
-19.07
12.11

ANALISIS :
1. UJI NORMALITAS
Hipotesis
H0 : data nilai toefl 25 mahasiswa berdistribusi normal
H1 : data nilai toefl 25 mahasiswa tidak berdistribusi normal
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
Kolmogorov-Smirnov = 0,846
Daerah kritis
H0 ditolak jika K-S < α
Keputusan
H0 diterima karena nilai K-S = 0,846  > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 diterima sehingga data berdistribusi normal.

2. UJI MEAN SATU SAMPEL
Hipotesis
H0 : µ = 410 (rata-rata nilai toefl 25 mahasiswa sama dengan 410)
H1 : µ ≠ 410 (rata-rata nilai toefl 25 mahasiswa tidak sama dengan 410)
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
t0 = -0,461
sign = 0,649
Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai signifikansi < α
Keputusan
H0 diterima karena nilai signifikansi = 0,649 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 diterima sehingga rata-rata nilai toefl 25 mahasiswa sama dengan 410.



Permasalahan 2
Uji Mean Dua Sampel Independen
(Independent Sampel T-Test)

NPar Tests
Two-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Frequencies

Metode
N
Nilai
SCL
21
TCL
13
Total
34

Test Statisticsa


Nilai
Most Extreme Differences
Absolute
.722
Positive
.000
Negative
-.722
Kolmogorov-Smirnov Z
2.045
Asymp. Sig. (2-tailed)
.000
a. Grouping Variable: Metode


T-Test
Group Statistics

Metode
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Nilai
SCL
21
76.57
5.211
1.137
TCL
13
65.85
6.135
1.702


Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig
 (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Nilai
Equal variances assumed
.553
.462
5.451
32
.000
10.725
1.968
6.717
14.733
Equal variances not assumed


5.240
22.428
.000
10.725
2.047
6.486
14.965

ANALISIS :
1. UJI NORMALITAS
Hipotesis
H0 : data nilai siswa berdistribusi normal
H1 : data nilai siswa tidak berdistribusi normal
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
Kolmogorov-Smirnov = 2,045
Daerah kritis
H0 ditolak jika K-S < α
Keputusan
H0 diterima karena nilai K-S = 2,045 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 diterima sehingga data berdistribusi normal.

2. UJI KESAMAAN VARIAN
Hipotesis
H0 : varian nilai metode SCL dan metode TCL sama
H1 : varian nilai metode SCL dan metode TCL tidak sama
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
F0 = 0,553
sign = 0,462
Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai signifikansi < α
Keputusan
H0 diterima karena nilai signifikansi = 0,462 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 diterima sehingga varian nilai metode SCL dan metode TCL sama.

3. Uji Kesamaan Mean
Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (rata-rata nilai metode SCL dan metode TCL sama)
H1 : µ1 ≠ µ2 (rata-rata nilai metode SCL dan metode TCL tidak sama)
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
t0 = 5,451
sign = 0,000
Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai signifikansi < α
Keputusan
H0 ditolak karena nilai signifikansi = 0,000 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 ditolak sehingga rata-rata nilai metode SCL dan metode TCL sama. Rata-rata nilai metode SCL adalah 76.57 sedangkan rata-rata nilai metode TCL adalah 65.85 sehingga selisih rata-rata keduanya adalah 10,725.

Permasalahan 3
Uji Mean Dua Sampel Berpasangan (Paired Sampel T-Test)
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sebelum
Sesudah
N
10
10
Normal Parametersa
Mean
52.60
73.00
Std. Deviation
5.502
10.593
Most Extreme Differences
Absolute
.143
.154
Positive
.143
.154
Negative
-.137
-.110
Kolmogorov-Smirnov Z
.454
.488
Asymp. Sig. (2-tailed)
.986
.971
a. Test distribution is Normal
T-Test
Paired Samples Statistics

Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
Pair 1
Sebelum
52.60
10
5.502
1.740
Sesudah
73.00
10
10.593
3.350

Paired Samples Correlations

N
Correlation
Sig.
Pair 1
Sebelum & Sesudah
10
-.050
.892






Paired Samples Test

Paired Differences
t
Df
Sig. (2-tailed)
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
Pair 1
Sebelum - Sesudah
-20.400
12.176
3.851
-29.111
-11.689
-5.298
9
.000











ANALISIS :
1. UJI NORMALITAS (langkah-langkah sama seperti sebelumnya)

2. UJI KORELASI
Hipotesis
H0 : µ1 = µ2 (tidak ada hubungan antara nilai sebelum tryout dengan sesudah tryout)
H1 : µ1 ≠ µ2 (ada hubungan antara nilai sebelum tryout dengan sesudah tryout)
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
correkation = -0,050
sign = 0,892
Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai signifikansi < α
Keputusan
H0 diterima karena nilai signifikansi = 0,892 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 diterima sehingga tidak ada hubungan antara nilai sebelum tryout dengan sesudah tryout.

3. UJI KESAMAAN MEAN
Hipotesis
H0 : µ1 - µ2 = µd = 0 (rata-rata nilai sebelum tryout sama dengan sesudah tryout)
H1 : µ1 - µ2 ≠ µd ≠ 0 (rata-rata nilai sebelum tryout tidak sama dengan sesudah tryout)
Taraf signifikansi
α = 5 % = 0,05
Statistik Uji
t0 = -5,298
sign = 0,000
Daerah kritis
H0 ditolak jika nilai signifikansi < α
Keputusan
H0 ditolak karena nilai signifikansi = 0,000 > α = 0,05
Kesimpulan
Jadi, pada taraf signifikansi 5 % H0 ditolak sehingga rata-rata nilai sebelum tryout tidak sama dengan sesudah tryout. Rata-rata nilai sebelum tryout adalah 52,60 sedangkan rata-rata nilai sesudah tryout adalah 73,00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar